40 iPhone 7s Diselundupkan dengan Ditempelkan ke Badan


Mencari keuntungan berlipat memang menjadi salah satu alasan orang nekat menyelundupkan barang ke sebuah negara, baik barang itu merupakan barang yang di legalkan seperti kebutuhan pokok atau pun barang ilegal seperti narkoba.
Namun kejelian pihak bea cukai menjadi hal wajib untuk memotong jalur penyelundupan yang pastinya merugikan negara. Seperti halnya yang ditemukan pihak bea cukai Shenzhen, China yang telah berhasil menggagalkan usaha penyelundupan 400 iPhone 7s, di hari pertama produk tersebut dijual di pasaran.
Menariknya iPhone 7s itu diselundupkan dengan ditempelkan ke badan. dari ke semua iPhone yang berhasil diamankan , pihak bea cukai berhasil menangkap lebih dari 60 orang yang mencoba menyelundupkan iPhone 7s ini.
Seperti dikutip Shanghaiist pada Senin (19/9), pelaku rata-rata mencoba menyelundupkan iPhone 7s dengan menempelkannya ke tubuh sebelum menyebrangi Hong Kong. Dan untuk mencegah penyelundupan, pihak bea cukai Shenzhen hanya membatasi setiap satu orang hanya boleh membawa 1 iPhone 7s.
Dan menariknya, seorang pelaku nekat merekatkan 44 iPhone 7s di tubuhnya termasuk di pinggang dan mata kaki.

Disini Pegawai SPBU Gunakan Rok Mini Ketat


Kalau biasanya sebuah SPBU dilayani oleh seorang lelaki ataupun perempuan berpakaian kemeja dengan menggunakan celana panjang, lain ceritanya yang terjadi didalam beberapa foto ini. Foto yang diunggah seorang Netizen ini buat geger karena menampilkan pegawai SPBU yang melayani pembelian bensin memberikan pelayanan dengan menggunakan pakaian yang cukup seksi.

Bak Model para pegawai ini mengisi bahan bakar konsumen dengan menggunakan rok super mini dan ketat. Lengkap dengan jaket dan baju yang cukup ketat juga. Foto yang diunggah oleh akun bernama Dewiq Sii Quenn Blueversholic langsung menjadi viral dan membuat banyak Netizen bertanya-tanya dimana lokasi pom bensin ini. Hingga kini sejak tanggal unggahan 26 September lalu belum diketahui di SPBU mana kejadian ini terjadi. Namun, dilihat dari tag location dan plat beberapa kendaraan yang terambil kemungkinan kejadian ini berlaku di Denpasar, Bali.


Para gadis pelayan pom bensin ini wajahnya tak terlihat karena ditutupi masker, pakaiannya tak berbeda jauh dari pakaian Sales Promotion Girl pada umumnya. Bahkan banyak kalangan yang menyebut ini lebih seksi dibandingkan SPG Rokok.


Sumber

Di Daerah Ini Pungli dan Calo di Kantor Samsat Akan di Legalkan


Sudah menjadi rahasia umum, kalau praktik pungutan liar (Pungli) dan calo di Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat) sulit dihilangkan. Meski berbagai macam cara telah diterapkan, para calo tetap muncul dengan berbagai strategi baru.
Baru baru ini gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memergoki praktik curang ini di kantor Samsat, Jalan Jenderal Sudirman, Kecamatan Magelang Selatan, Kota Magelang, Jawa Tengah. Dimana adanya pungutan sejumlah uang saat melakukan cek fisik kendaraan.
Namun, karena memang praktik pungli dan calo sangat susah dihilangkan Ganjar memilih untuk melegalkannya. Hal ini tersebut diakuinya lantaran sudah lama kecewa dengan maraknya praktik pungli di beberapa Samsat di Jawa Tengah. Meski demikian, Ia mengaku ada salah satu Samsat di Wonogiri yang secara terang-terangan tidak melakukan pungli malah mendeklarasikan akan menolak dan membebaskan pungli.
Untuk menertibkan praktik dalam proses kepengurusan pajak kendaraan ini, Ganjar melakukan terobosan. Dia ingin melegalkan pungli sekaligus menertibkan calo-calo yang berkeliaran di Samsat.
"Maka saya punya satu cara, bagaimana cara melegalkan pungli itu. Punglinya ini dijadikan biro hukum, ya sejenis biro jasa. Maka dia kan badan usaha, kita kenai pajak. Tarifnya kita tentukan maka dibuat Perda," ujar Ganjar usai sidak, Rabu (4/10).
Ganjar menjelaskan jika pungli dilegalkan dengan Perda, maka akan masuk sebagai kategori biaya internal yang ditentukan tarifnya. Kalau ini berjalan bisa jadi internalisasi biaya eksternal.
"Biaya-biaya eksternal ini bisa kita lanjutkan. Maka akan jadi satu yang legal dan masyarakat akan dapat satu kepastian dasar hukumnya," ungkapnya..
Ganjar juga menyatakan biaya pengurusan yang bertarif dan legal ini terutama dibebankan kepada masyarakat yang sibuk atau tidak mempunyai waktu luang mengurus pajak kendaraan.
"Nah solusi saya adalah membikin pungli ini menjadi lembaga yang sah. Itu bentuknya adalah biro jasa. Maka tarifnya bisa kita tentukan. Misalnya publik ngomong, saya enggak bisa ngurus kok, saya sibuk, oke ya, maka kalau ngurus lewat biro jasa, kalau lewat biro jasa fee-nya segini. Kan enak to? Itu yang kita maksudkan," katanya.
Menurutnya, dengan adanya format yang baik bisa membuat petugas dan masyarakat sama-sama nyaman serta melakukan tugas serta kewajibannya dengan tenang.
Praktek pungli memang berasal dari itikad tidak baik dari para petugas yang semestinya melayani masyarakat dengan di gaji oleh pemerintah. Namun praktek calo sendiri terkadang dibutuhkan oleh sebagian masyarakat yang memang sibuk dan kesulitan mengurus proses administrasi.

Heboh, Gadis Ini Memilih Mundur Dari Pertandingan Saat Juri Karate Memintanya Membuka Penutup Aurat


Seorang siswi dari SMPIT Harapan Umat, Ngawi, Jawa Timur bernama Aulia menjadi perbincangan hangat dan membuat heboh jagat media sosial. Pasalnya, Gadis ini rela melepas mimpinya untuk bisa menjuarai perlombaan karate se-Jawa Timur hanya karena juri lomba meminta peserta untuk melepas jilbab.
Kisah keberanian dan keteguhan hati siswi ini disampaikan gurunya sendiri Janan Farisi, melalui akun Facebook pribadinya pada Sabtu (24/12/2016). Postingan yang berjudul “Hampir aku tidak percaya sedang berada di negara mayoritas muslim” itu telah di share dan mendapatkan komentar dari ribuan netizen.
Menurut pengakuan Janan, keputusan Aulia sangat berbeda dari teman seangkatannya yang lebih memilih melepas jilbab demi sebuah hadiah atau medali.
“Peserta yang lain yang sebelumnya berjilbab, mulai melepas jilbabnya satu per satu. Tapi anak itu (Aulia) perlahan dengan air mata menggenang di pelupuk, ia melangkah meninggalkan arena pertandingan,” beber Janan.
Aulia saat itu diminta untuk melepas jilbab yang dipakainya dan menggantikan dengan penutup kepala yang terbuka lehernya jika ingin berpartiaipasi dalam kompetisi terebut. Namun, Aulia menolak karena penutup kepala tersebut dinilai tidak menutup keseluruhan auratnya.
Hal itu terjadi saat kejuaraan karate se-Jawa Timur yang diselenggarakan di Gelanggang Olahraga (GOR) Magetan, Jawa Timur, pada Jumat 23 Desember 2016 lalu. Padahal untuk bisa menjadi juara, Aulia yang bercita cita ingin menjadi dokter ini, telah berlatih siang dan malam. Namun, ketika santriwati itu sudah siap bertanding dengan seragam karatenya, salah seorang juri meminta agar jilbab yang dikenakan Aulia dilepas.
"Aulia sangat rajin berlatih. Pagi siang latihan, rehat dhuhur, lalu sore berlatih lagi sampai malam. Dia sangat ingin tanggal 23 kemarin itu menjadi juara, " papar Janan Farisi.
“Tersentaklah ia. Bergejolak pertandingan yang sangat hebat dalam hatinya. Bertanding mengejar mimpi atau mempertahankan jilbabnya, izzah keislamannya. Aku yang merekam semua itu dengan mata kepalaku, hampir tak percaya. Sebelumnya aku hanya mendengar seperti ini dari berita. Tapi kali ini hadir dengan nyata di depan mata. Ini negeri mayoritas muslim. Ada apa dengan jilbab? Mari tanamkan izzah Islam dalam hati anak-anak kita. Hingga esok lagi, tak ada lagi seorang muslim yang menjual izzahnya demi sekeping medali,” ujar Janan dalam curhatnya.

Tarif Air PDAM Naik, Pria ini Gelar Aksi Numpang Mandi di Kantor DPRD


Aksi protes atau demonstrasi atas kenaikan bahan pokok atau BBM memang telah menjadi sesuatu yang biasa. Namun bagaimana bila memprotes kenaikan tarif Air PDAM?
Air bersih memang telah menjadi kebutuhan pokok yang harus terpenuhi dalam kehidupan. Namun, seiring dengan meningkatnya kebutuhan air bersih, tarif air PDAM pun ikut meningkat. Dan seorang aktivis bernama Saharuddin menggelar aksi "numpang mandi" di Kantor DPRD Sumatera Utara (Sumut), Jalan Imam Bonjol, Kota Medan pada Senin (24/7/2017).
Aksi tersebut ia lakukan untuk memprotes naiknya tarif bayar air PDAM Tirtanadi, sambil membawa perlengkapan mandi seperti handuk, ember dan gayung, Saharuddin berjalan masuk ke kantor DPRD Sumut untuk numpang mandi.
Karena dia juga hendak numpang mandi di Kantor Gubernur Sumatera Utara di Jalam Diponegoro, aksi Saharuddin sempat dihalangi. Cekcok antara Saharuddin dengan petugas Satpol PP pun terjadi.
"Sebagai warga Sumut yang membutuhkan pasokan air bersih dari PDAM Tirtanadi, hari ini saya hanya mau menumpang mandi. Mohon mau pakai air gratis dari kamar mandi milik direksi PDAM tirtanadi, Kamar mandi di ruang pak Gubernur dan kamar mandi diruang Ketua DPRD Sumut," kata Saharuddin seperti dilansir Okezone.com.
Aksinya itu dilakukan sebagai upaya agar Direksi lebih ber-empati pada pelanggan, kenaikan tarif bayar air tersebut juga jangan sampai melanggar aturan dan peraturan. Karena sesuai UU No.25 tentang Pelayanan Publik, Perda Provsu Nomor 10 Tahun 2009 dan Permendagri No.71 Tahun 2016 jo. Permendagri No.23 Tahun 2006, Direksi tidak boleh mengabaikan perintah untuk menjaring aspirasi pelanggan dan melaksanakan konsultasi dengan DPRD.
"Mudah-mudahan setelah aksi menumpang mandi ini tarif bayar air bisa turun sebagai mana mestinya. Dan pelayanan PDAM Tirtanadi makin membaik kepada pelanggan," lanjutnya.
Sebelum pergi meninggalkan dari kantor DPRD Sumut, Saharuddin juga mengatakan kalau ratusan warga Sumut rencananya akan melakukan aksi serupa jika pihak direksi dan pemerintah daerah tetap menaikkan tarif air PDAM.
Soal naiknya tarif bayar air PDAM ini, masih jadi berpolemik. Seorang anggota DPRD Sumut juga telah resmi mendaftarkan Gugatan Tata Usaha Negara terkait naiknya tarif air PDAM kepada Gubernur Sumatera Utara dengan Nomor 89/G/2017/PTUN-Medan.

Guru ini Dipenjara Karena Kibaskan Mukena Pada Siswinya Pada Waktu Djuhur


Seorang guru agama di SMAN 3 Parepare, Sulawesi Selatan bernama Darmawati, divonis tiga bulan penjara dengan masa percobaan tujuh bulan oleh Pengadilan Negeri Parepare, pada Jumat, 28 Juli 2017. Hal itu setelah ia dianggap bersalah karena memukul salah seorang siswi berinisial AY dengan mukena saat waktu salat Djuhur.
Peristiwa tersebut terjadi pada Februari 2017 lalu. Dimana sejumlah siswi berkeliaran saat masuk waktu salat zuhur. Padahal, sekolah mewajibkan salat zuhur berjemaah pada para siswanya. Oleh karena itu Darmawati kemudian menegur mereka dengan kibasan mukenanya hingga mengenai seorang siswi berinisial AY.
Ternyata, orangtua AY yang mengetahui kejadian itu dari anaknya tidak terima dan melaporkan sang guru ke pihak kepolisian.
"Padahal, saya tegur hanya untuk kebaikannya dan menggugurkan kewajiban saya sebagai orang tuanya di sekolah," kata Darmawati.
Darmawati membantah bahwa dirinya memukul AY. Ia mengatakan bahwa ia hanya menepuk pundak AY menggunakan mukena. Dan hal itu juga terbukti dari hasil visum terhadap AY yang tidak ditemukan luka sedikit pun.
"Hasil visum dokter tidak ada luka, bagaimana mau ada luka karena memang tidak dipukul hanya ditepuk," jelasnya.
Selain itu, sang guru juga menyesalkan tindakan wali murid yang melaporkan dirinya ke polisi karena tindakan tegasnya yang menegur siswanya yang lalai salat berjemaah.
"Kami sebagai orangtua di sekolah hanya ingin menjadikan siswa-siswi kami taat beragama dengan pembiasaan salat berjemaah di masjid," tuturnya.
Sontak saja vonis yang dijatuhkan pada Darmawati itu menarik simpati berbagai elemen masyarakat. Aksi solidaritas pun digelar karena menganggap vonis itu tak seharusnya dijatuhkan. Bahkan, para peserta aksi mendatangi kantor Pengadilan Negeri Parepare pada Jumat, 28 Juli 2017, untuk menemani dan mengawal Darmawati mengambil salinan putusan pengadilan atas vonis yang dijatuhkan terhadap dirinya.
Untuk memberikan dukungan, para peserta aksi juga menandatangani sebuah spanduk yang dilanjutkan dengan mengheningkan cipta selama 10 menit serta menyanyikan lagu "Hymne Guru" secara serentak.
"Masa tersangka sabu 1,6 kg bisa bebas, malah guru bisa dipidana," sindir salah seorang peserta aksi.
Sumber 

Dikira Katarak, Dokter Malah Temukan 27 Lensa Kontak di Mata Pasien


Dokter bernama Rupal Morjaria, seorang dokter mata di Rumah Sakit Solihull di Inggris terkejut saat akan melakukan operasi katarak pada pasiennya. Pasalnya apa yang ia temukan di mata pasiennya sungguh diluar dugaan.
Kisah yang terjadi belum lama ini ia ceritakan dengan tidak menyebutkan nama, hanya dikatakan pasien tersebut seorang perempuan berusia 67 tahun. Dalam keterangan medisnya, pasien tersebut diharuskan menjalani operasi katarak.
Awalnya sang pasien mengeluhkan penglihatannya yang semakin kabur dan terasa tidak nyaman karena faktor usia. Namun apa yang ditemukan Morjaria benar-benar di luar dugaan. Dilansir dari Cosmopolitan, Minggu (16/7/2017), saat diperiksa sebelum menjalani operasi, tim medis menemukan 17 lensa kontak terpasang saling tumpang-tindih di mata pasien yang berwarna biru tersebut.
Bukan hanya itu, di luar lensa matanya, dokter bahkan menemukan 10 lensa kontak lagi.
“Tak seorang pun dari kami pernah melihat peristiwa seperti ini sebelumnya. Ini mengejutkan karena pasien tidak menyadari kalau semua itu bisa menyebabkan iritasi,” katanya.
Setelah dua pekan lensa kontaknya dikeluarkan, pasien datang kembali dan mengakui matanya terasa lebih nyaman. Untuk jumlah lensa kontak dimatanya, ia mengaku sering memakai lensa kontak sekali pakai selama 35 tahun terakhir. Sekali pakai di sini dalam arti, lensanya hanya baik digunakan dalam jangka waktu sebulan.
Anehnya, dia tidak pernah merasa perlu mengeluarkannya setelah habis masa pakai. Dia selama ini menguceknya seperti debu yang sesekali masuk ke mata dan mengganggu kedipan. Ia pikir masalahnya selama ini adalah mata kering dan faktor usia.
Dokter Morjaria mengatakan, operasi katarak pasien itu akhirnya ditunda. Sebab jika operasi tetap dilaksanakan, bakteri akan menyebar di sekitar konjungtivanya (lapisan tipis di mata guna melindungi sklera).
Temuan ini dipublikasikan di British Medical Journal (BMJ). Untuk tak terulangnya kejadian serupa, Dokter Morjaria memperingatkan agar pengguna lensa kontak melakukan pemeriksaan rutin guna mencegah infeksi akut yang berpotensi membutakan.